Tentang Geopolitik Bung Karno

Megawati Institute kembali menggelar kelas Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB), angkatan kesepuluh, untuk pertemuan keempat pada Selasa, 29 November 2022. Di sesi kali ini, hadir sebagai pemateri Dr. Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) yang berbicara tentang geopolitik Soekarno.

Sebagai pengantar, Hasto memantik sebuah wacana mengenai pemikiran geopolitik Soekarno dan relevansinya terhadap pertahanan negara. Menurutnya, pemikiran geopolitik Soekarno merupakan landasan kuat kebijakan luar negeri dan pertahanan negara dalam memperjuangkan kepentingan nasional dan pengaruhnya terhadap konsistensi global. 

Ada beberapa poin, kata Hasto, mengapa pemikiran geopolitik Sukarno menjadi penting untuk dikaji dan diterapkan. Pertama mengenai body of knowledge dan tujuh variabel geopolitik Soekarno yang menekankan optimalisasi berbagai instruments of national power. Pengaruhnya terhadap kepentingan nasional dan pertahanan dibuktikan dengan pembebasan Irian Barat, peta jalan koridor pembangunan, pelembagaan pertahanan negara, hingga koridor kepentingan nasional.

Kedua, pengaruhnya terhadap dunia meliputi proyeksi Pasifik sebagai pivot dunia, Pancasila sebagai lifeline dunia baru, Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-Blok sebagai inspirasi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta tata dunia baru tanpa imperialisme dan kolonialisme. Ketiga, bahwa pada masanya, pemikiran geopolitik Soekarno terbukti berpengaruh pada tingginya indeks pertahanan, kemandirian pertahanan negara, dan misi perdamaian dunia.

“Dan keempat, dari sisi relevansinya, pemikiran geopolitik Soekarno menjadi landasan kebijakan sekaligus menjadi instrumen untuk melihat perubahan serta keberlanjutan politik luar negeri dan pertahanan negara pada pemerintahan selanjutnya. Selain itu, hasil pembuktian tujuh variabel geopolitik Soekarno melalui pengukuran structural equation model dapat menjadi pijakan bagi peta jalan pertahanan negara yang didasarkan pada progressive geopolitical coexistence Soerkarno,” jelasnya.

Selain itu, Hasto juga berbicara panjang lebar tentang geopolitik Soekarno yang merupakan disertasi strata 3-nya. Sehingga, kajiannya mendalam dan mendapatkan kontekstualisasi bahwa pemikiran geopolitik Soekarno akan terus relevan, terutama dalam kebijakan dalam maupun luar negeri bangsa Indonesia.