Tentang Fenomena Demokrasi/Politik di Chili

Terpilihnya presiden milenial Gabriel Boric menunjukkan pergeseran demokrasi di Amerika Latin, khususnya Chili, ke arah sosialisme. Hal ini terlihat dari berbagai dari fenomena gerakan sosial yang berkembang di Amerika Latin ke arah aktivisme/partai politik yang ditandai dengan adanya pergeseran/transformasi ke arah sosial-demokrat.

Pada Kamis (30/12/2021), Megawati Institute mengadakan bincang akhir tahun bertajuk “Fenomena Demokrasi/Politik di Chile: Terpilihnya Presiden Milenial Gabriel Boric” via Zoom bersama para pemantik diskusi Gusti Raganata (alumnus SPPB Megawati Institute), Reno Koconegoro (peneliti Sigmaphi), Fachru Nofrian, Ph.D (peneliti LP3ES), dan Dr. Arif Budimanta (direktur eksekutif Megawati Institute).

Sosialisme sendiri kembali populer dalam perkembangan dunia sekarang. Bahkan, Thomas Piketty belum lama ini menerbitkan sebuah buku berjudul Time for Socialism (2021). Selain Piketty, Richard Petty dan Brett King juga menerbitkan buku baru tentang sosialisme berjudul The Rise of Technosocialism (2021). Dalam konteks Amerika Latin, sosialisme telah menjadi semacam gagasan perjuangan yang digunakan untuk mengatasi masalah ketimpangan.

Di Chili sendiri, jalan ke arah sosialisme ditempuh melalui jalan demokratis. Paling tidak, itu yang tergambar dari buku Jalan Demokratis ke Sosialisme yang ditulis Arief Budiman. Menurut Arief, jalan sosialisme memang menempuh jalur demokrasi sehingga kekuatan-kekuatannya tidak menghancurkan negara yang sudah ada dengan kekerasan. Sebab, kekuatan-kekuatan sosialis ingin menempuh jalan damai yang mana sumber kekuatan pokoknya adalah massa.

Sementara itu, pengalaman Amerika Latin secara umum menunjukkan bahwa gerakan masyarakat adat bisa bertransformasi ke gerakan politik. Hal ini yang dipotret oleh Nur Iman Subono dalam karyanya berjudul Dari Adat ke Politik: Transformasi Gerakan Sosial di Amerika Latin (2017).

Para pemantik diskusi menyampaikan pandangan-pandangan mereka berangkat dari perspektif masing-masing. Sehingga, bincang akhir tahun ini mendapatkan pengayaan, terutama dalam hal sudut pandang. Gusti, misalnya, menyoroti perkembangan Chili dengan memaparkan latar belakang Boric sebagai aktivis mahasiswa dan bagaimana pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sampai tahun 2005. Sementara itu, Reno fokus ke gerakan politiknya.

Selain mereka berdua, Fachru dan Arif juga memiliki perspektif berbeda. Juga, para hadirin bisa ikut berbagi pendapat.

Dida Darul Ulum – MI