BUP dan Literasi di Sorong, Papua

Pada Selasa, 26 Januari 2021, Klub Merawat Indonesia (KMI) Megawati Institute menggelar sarasehan ke-12 bertema “Menggerakkan Literasi di Sorong, Papua” via Zoom dengan menghadirkan Dayu Rifanto, pegiat Buku Untuk Papua (BUP), bersama Marbawi A Katon selaku tuan rumah.BUP merupakan sebuah komunitas yang digagas Dayu bersama anak-anak muda dari Papua. Programnya memfasilitasi penggalangan donasi buku bacaan bagi individu, komunitas ataupun sekolah yang ingin membuat ruang baca, rumah baca, taman baca, dan perpustakaan sekolah di Papua, khususnya Sorong.

Pada awalnya, menurut pengakuan Dayu sendiri, BUP ini lahir dari hubungan dengan kawan-kawannya dari Papua yang sempat terpisah namun kembali bertemu. Dayu yang menyelesaikan studi di pulau Jawa berkorespondensi dengan kawannya yang di Papua tentang apa yang bisa dibantu terkait penguatan literasi di sana.

Gerakan BUP sendiri sebenarnya berawal pada tahun 2012 di mana media sosial Twitter sedang hangat. Melalui Twitter, Dayu berusaha mengajak masyarakat umum dan membuka akses bagi mereka untuk berdonasi buku. Pada empat bulan pertama, tak ada respons dari warganet dan hal ini membuat Dayu mengevaluasi apa sebenarnya yang kurang. Sehingga, membuatnya berpikir lebih jauh karena ajakan di medsos tidak semudah yang dikira.

“Tahun 2012 bikin inisiatif, bantu satu ruang baca dan sampai sekarang lebih dari enam puluh ruang baca yang dibantu menggalang buku secara mandiri. Bukunya banyak, bahkan sekitar 20 ribuan buku dan itu bukan dari uang saya tapi menggunakan kemampuan media sosial dan membuat orang percaya ke banyak daerah dan kemudian memetakan teman-teman penggiat lain,” katanya.

Pada tahun 2013, ada sekitar empat belas komunitas yang ada di Jawa dan Papua. Semua bersinergi dalam donasi buku untuk dikirim ke Papua. Sedangkan, pada tahun 2016 Dayu bersama kawan-kawannya mendirikan sebuah yayasan bernama Papua Cerdas. Melalui yayasan tersebut, mereka melebarkan sayap dengan tidak sekadar mendonasi buku tapi juga melakukan penerbitan dan pelatihan penulisan hingga saat ini.

Selain berbicara tentang sejarah dan BUP pada tahun-tahun sebelumnya, Dayu juga menyampaikan kegiatan yang akan berlangsung pada tahun ini. Harapannya, dukungan terhadap peningkatan literasi di Papua lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat secara umum.

(Dida Darul Ulum – MI)