Mengenal Lebih Dekat Gagasan Persatuan Soekarno Lewat Kata ‘Isme’

Soekarno. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com – Gagasan soal persatuan tiga identitas ala Soekarno yakni soal Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme merupakan cikal bakal ide persatuan bangsa Indonesia. Menurut Kepala Departemen Politik Megawati Institute, Marbawi A Katon, Soekarno saat muda saat itu berhasil menyatukan 3 gagasan tersebut.

Di mana, banyak istilah tentang isme atau paham. Soekarno mampu menekankan jika ideologi itu sangat penting dalam hidup bermasyarakat.

“Jadi bukan khayalan Bung Karno untuk menyatakan ‘isme’, tapi suatu realita sosial dan itu tidak bisa dibuang karena perbedaan paham. Jadi kita singkirkan kita ingin menang sendiri. Jadi istilah roh persatuan,” katanya dalam diskusi tentang “Jelang Satu Abad ‘Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme’: Apa Artinya Bagi Kita Kini?” Jumat (29/4).

Marbawai menjelaskan ketiga gagasan tersebut menjadi lebih matang di tangan Soekarno, dia merevisi isinya. Hanya menyempurnakan gagasan dari yang terdahulu seperti contohnya Tjokroaminoto yang dominan paham Islamisme, Cipto Mangunkusumo dominan ke paham Nasionalisme.

“Bukan membuat sesuatu yang baru bukan itu maksudnya matangnya ini bisa disatukan ini bisa bersahabat. Ini bisa dijadikan satu untuk melawan kolonial Belanda,” katanya.

Yang perlu diingat, kata Marbawai, di Indonesia Nasionalisme, Islamisme sama-sama melawan kapitalisme barat.

“Kapitalisme barat kan yang dijajah orang Islam dan jadi orang disebut juga nasionalis dan orang Islam yang hidup di Indonesia adalah orang islam yang nasionalis yang tidak ingin dijajah kembali,” ujarnya.

Sedangkan menurut Peneliti Sigmaphi, Reno Koconegoro, kaum nasionalisme itu tidak menilai paham Islamisme menjadi rasis. Tapi yang diajarkan Bung Karno, gagasan Marxisme menjadi nasionalis islamisme.

“Ada benang yang bisa ditarik bersama dari 3 gol itu kuncinya adalah keinsafan. Kata ‘yang’ juga jarang kita temukan lagi dalam pasca reformasi. Keinsyafan rukun membikin sentosa,” kata Reno.

“3 Aliran ini memiliki cita yang sama menjadikan masyarakat yang adil dan makmur,” katanya. [rhm]

 

Reporter : Syifa Hanifah

Sumber: merdeka.com