Pendidikan Kontekstual yang Memberdayakan

Pada Selasa, 13 Oktober 2020, Klub Merawat Indonesia (KMI) Megawati Institute kembali hadir bersama Marbawi A Katon mengundang Diah Widuretno, pendiri Sekolah Pagesangan, Gunungkidul DIY, dalam sarasehan bertajuk “Pendidikan Kontekstual untuk Keberdayaan”. Sarasehan tersebut berlangsung secara daring.

Diah merupakan aktivis yang mengabdikan dirinya ke masyarakat dalam membangun kesadaran akan pemberdayaan di masyarakat. Sedangkan Sekolah Pagesangan sendiri merupakan sekolah non-formal yang fokus memberikan pendidikan kepada mereka yang ingin terlibat membangun desa, khususnya Gunungkidul. Para siswanya pun terdiri dari anak-anak sampai dewasa.

Dengan rendah hati, Diah mengakui bahwa apa yang ia lakukan di Sekolah Pagesangan bukanlah kerja pribadi melainkan kerja kolektif bersama masyarakat. “Sebenarnya ini menyangkut kerja kolektif. Jadi, teman-teman di Sekolah Pagesangan juga sangat berkontribusi dalam proses belajar kami pada posisi yang sekarang,” tegasnya.

Sekolah Pagesangan hanyalah komunitas kecil di Gunungkidul yang kalau ditempuh dari Yogya membutuhkan waktu sekitar 2 jam karena lokasinya yang agak terpencil. Cita-cita komunitas kecil ini pun tidak muluk-muluk, hanya ingin membangun keberdayaan tanah kita sendiri.

“Nah, dari proses itulah kami belajar untuk membuat satu pendekatan, hasil dari referensi banyak pihak dan diskusi maupun proses bersama. Namanya pendidikan kontekstual. Kenapa pendidikan kontekstual? Karena model pendidikan ini sangat relevan … model pendidikan yang [mana] apa pun yang dipelajari, apa yang dilakukan terkait pendidikan harus relevan, harus nyambung dengan situasi dan kondisi setempat,” lanjutnya.

Karena pendidikan ini kontekstual, pendekatannya pun tidak menggunakan proses-proses formal melainkan non-formal. Maka, model ini tidak sama dengan sekolah-sekolah yang formal yang selama ini berlaku di masyarakat secara umum.

Dia pun menambahkan bahwa berdirinya Sekolah Pagesangan dilatarbelakangi keprihatinan kita terhadap masyarakat secara umum yang cenderung meninggal desa. Hal ini pun ia maklum lantaran proses globalisasi yang tak terhindarkan.

Karena itu, proses pendidikan yang berlaku di Sekolah Pagesangan tetap menggunakan perangkat-perangkat teknologi informasi seperti penggunaan media sosial yang dimaksudkan untuk membantu promosi kegiatan maupun hasil kebun masyarakat.

Dida Darul Ulum – MI