Merawat Indonesia dengan Festival

Klub Merawat Indonesia (KMI) Megawati Institute mengadakan sarasehan bertajuk “Festival sebagai Perayaan Publik” via Zoom bersama Heru Mataya, penggiat festival Indonesia, dan Marbawi A Katon selaku tuan rumahnya pada Selasa, 15 September 2020.

Heru menyampaikan bahwa festival payung merupakan salah satu tradisi yang perlu dilestarikan mengingat Indonesia yang terdiri dari berbagai daerah-daerah kepulauan yang memiliki beragam festival yang rata-rata dilaksanakan di ruang publik. Misalnya di lapangan, pantai, sawah, taman kota, dan sebagainya.

“Ini memang sepanjang tahun, kalau kita lihat, bisa ribuan festival dan saya selama ini mencoba memilih jalan festival yang mengangkat warisan budaya kita yang kira-kira kurang terurus. Kalau misalnya gamelan juga batik keris sudah banyak yang mengurus dan juga banyak festival yang menyelenggarakan. Tapi, saya lihat dalam 7 tahun terakhir payung tradisi kita belum banyak yang memperhatikan,” katanya.

Salah satu hal yang membuat Heru tergerak untuk menyelenggarakan festival payung adalah payung itu sendiri, seperti halnya batik maupun keris, sebagai simbol dari warisan budaya bangsa. Apalagi, desa-desa payung kita semakin lama semakin berkurang. Misalnya di Klaten, Malang, Tasikmalaya, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan semakin berkurangnya para pengrajin payung kita.

“Karena itu, saya dan teman-teman berinisiatif bagaimana payung itu sebagai warisan budaya kita dilestarikan melalui festival. Sebab, melalui festival, paling tidak, kita bisa mempertemukan para pengrajin payung tradisi yang masih ada dengan pemerintah maupun para kreator lain,” tegasnya.

Forum tersebut juga dihadiri para peserta yang terdiri dari berbagai kalangan seperti akademisi, aparatur sipil negara, dan Budayawan Taufik Rahzen yang turut memberi komentar. Menurutnya, festival payung ini merupakan festival kontemporer sekaligus tradisi yang mengambil nilai-nilai terbarik di Indonesia.

Sarasehan yang diadakan KMI Megawati Institute terbuka untuk umum dan rencananya akan diadakan setiap Selasa sore dengan membincang tema-tema di seputar isu budaya, politik, dan ekonomi. Dengan begitu, para peserta bisa menyumbang tema yang relevan dan menarik.

Dida Darul Ulum – MI