Megawati Institute kembali menggelar program Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) untuk angkatan kesepuluh. Kelas pertama membahas sejarah militer/pertahanan di Indonesia dengan menghadirkan Aris Santoso, Pakar Pertahanan.
Pada awal pemaparannya, Aris menekankan pentingnya peran tiga tokoh perjuangan dalam sejarah Indonesia secara umum, terutama dalam bidang militer. Mereka adalah Urip Sumoharjo, Sudirman dan Abdul Haris Nasution. Aris mengutip Urip: “Aneh sebuah negara tanpa tentara.” Karena itu, ada empat poin penting yang diutarakannya.
Pertama, perlunya tentara reguler yang memenuhi prinsip profesionalitas dan hierarki (garis komando). Kedua, penataan organisasi tentara. Ketiga, arti penting dukungan persenjataan di mana bambu runcing sebagai metaforanya. Keempat, munculnya benih prinsip supremasi sipil, sesuai latar belakang Urip sebagai perwira KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger).
Sementara itu, Sudirman selaku tokoh kedua yang disampaikan Aris telah memberikan identitas ketentaraan yang selama ini kita kenal sampai saat ini, Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia juga tokoh yang meneguhkan spirit TNI dan persatuan Indonesia tanpa menegasikan supremasi sipil. Dari Sudirman, jejak perjuangan militer mewariskan dua fondasi: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati dan menjaga kedaulatan negara dalam operasi TNI.
Nasution, menurut Aris, menawarkan konsep “Jalan Tengah” yang disampaikannya pada Dies Natalis Pertama AMN Magelang (November 1958). “Dalam pandangan Nasution, TNI tidak akan berkuasa seperti di Amerika Latin (termasuk di Mesir, Thailand, Burma) namun juga tidak pasif dalam politik seperti di Eropa (Barat). Itu sebabnya TNI berada di tengah,” katanya.
Anggota TNI bisa berperan di luar tugas militer, sesuai kompetensinya. Nasution secara eksplisit menyebut di bidang keuangan dan ekonomi. Di era Orde Baru, dikembangkan menjadi konsep Dwifungsi, yang secara prinsip berbeda dari konsep Jalan Tengah (versi Nasution). Pada titik ini terjadi distorsi sementara Nasution tidak mampu mempertahankan konsepnya sendiri.
Tema militer/pertahanan ini merupakan kelas pembuka dari rangkaian diskusi serial SPPB, angkatan kesepuluh. Setelahnya, tema-tema terkait sejarah Yogyakarta dan kedaulatan, konsep negara hukum/integralistik Soepomo, dan sebagainya akan dibahas.