Struktur Ekonomi Indonesia

Megawati Institute kembali mengadakan kelas Sekolah Pemikiran Ekonomi Pancasila (SPEP) pada 29 Maret 2019, bertempat di Jalan Proklamasi No. 53, Menteng, Jakarta Pusat. Tema yang menjadi pembahasan pada pertemuan tersebut adalah “Gambaran Umum Struktur Ekonomi Indonesia” yang disampaikan Awalil Rizky selaku ekonom.

Awalil menegaskan bahwa seorang ekonom yang baik selalu memberikan penjelasannya dengan menggunakan data yang akurat berbentuk angka. Jika seorang ekonom mengatakan bahwa misalnya Indonesia mengalami utang yang besar namun tidak menggunakan angka, maka dapat kita pastikan bahwa kata-kata itu berasal dari seorang politisi bukan dari seorang ekonom.

Awalil melanjutkan, sistem ekonomi yang dimaksud dalam subtema pembahasan kali ini adalah mengenai gambaran dinamis yang menyeluruh tentang bagaimana suatu perekonomian dapat menjawab pertanyaan: apa, bagaimana, untuk dan pada siapa barang dan jasa diproduksi.

Apa yang diproduksi barang dan jasa tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB). Perubahannya disebut pertumbuhan ekonomi, juga menjadi pembahasan kali ini.

Lalu, bagaimana memproduksinya antara lain terlihat dari komposisi tenaga kerja, struktur dan distribusi PDB menurut lapangan usaha, laju dan sebaran kredit bank, laju dan sebaran penanaman modal (PMDM/PMA), komposisi Neraca Pembayaran (terutama transaksi berjalan).

“Juga untuk siapa antara lain dapat dilihat pada distribusi PDB menurut penggunaan, PDB per kapita kemiskinan disparitas, dan lain-lain. Gambaran tentang ini semua adalah menggambarkan tentang struktur sistem ekonomi faktual,” jelas Awalil.

Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki makna nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian (merujuk pada wilayah, tanpa memedulikan kepemilikan) selama kurun waktu tertentu.

Ada beberapa poin yang diberikan Awalil dalam melihat struktur dari hubungan eksternal. Di antaranya, tentang struktur ekspor yang tidak kuat akan bergantung pada komoditas primer,  manufaktur berkomponen impor besar, dan sebaran tujuan berbatas.

Selanjutnya, arus keluar masuk modal asing fortopolio yang amat menentukan neraca pembayaran internasioanal, arus utang luar negeri swasta yang rawan, transfer pricing yang belum terkendali, kepemilikan asing yang cukup besar, dan kebijakan ekonomi kita yang cukup terbuka dan cenderung kapitalis neoliberal, sebagai small open economy.

Beberapa tantangan ekonomi Indonesia dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, menurut pandangan Awalil, yaitu tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan fundamental dan struktur ekonomi, mengeliminasi dominasi ekonomi sekelompok pihak, meningkatkan efektivitas strategi dalam mengurangi kemiskinan.

“Mengatasi ketimpangan ekonomi antarmasyarakat dan regional, mengurangi beban utang pemerintah, memperkecil risiko ketergantungan atas dinamika perekonomian global, penguatan koperasi yang diamanatkan untuk menjadi  soko guru perekonomian, perkembangan teknologi informasi yang makin cepat, mengelola efektivitas desentralisasi dan sinkronisasi kerangka kebijakan otoritas ekonomi, juga menjadi poin dalam tantangan ekonomi Indonesia ke depan,” ujarnya.

Awalil memberikan sedikit pandangan dasar dalam mengawali materi ini dengan memberikan pernyataan bahwa seorang ekonom selalu berbicara dengan menggunakan angka. Jika ada yang mengatakan, misalnya, seperti utang Indonesia hari ini mengalami pembengkakan atau meningkat namun tidak memberikan presentasi angka peningkatan utangnya.

“Itu sebenarnya tidak mencerminkan seorang ekonom. Namun, itu adalah ungkapan-ungkapan yang sering diucapkan oleh para politisi,” candanya.

Pengertian struktur ekonomi dalam pembahasan yang dimaksud Awalil adalah gambaran utama sistem sekonomi secara statis (pada satu waktu), dapat pula disebut bagian terpenting dari suatu sistem ekonomi dan struktur tersebut mencerminkan sistem ekonomi faktual.

Ada beberapa struktur ekonomi yang biasa menjadi pembahasan dalam tubuh ekonomi. Di antaranya struktur ekonomi dari distribusi PDB berdasar sektoral, struktur dilihat dari komposisi pekerja secara sektoral, struktur dilihat dari komposisi modal, struktur dilihat dari tingkat ketergantungan eksternal dan struktur dilihat dari komposisi pelaku perimbangan peran.

Arif Agustin – MI