Diskusi Serial Alumni Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB), Megawati Institute, kembali hadir dengan membincang buku Kekuatan Penggerak Sejarah (2022) dari Mi’raj Dodi Kurniawan pada Rabu, 23 April, 2025. Mi’raj sendiri yang merupakan alumnus SPPB, Angkatan II, dan penulis produktif hadir tampil sebagai narasumber ditemani Don Gusti Rao, Dosen Politeknik Ketenagakerjaan-Kemnaker RI/Alumnus SPPB, Angkatan I.
Buku tersebut bercerita tentang sejarah yang merekam kesinambungan, perkembangan, pengulangan, dan perubahan dalam kehidupan umat manusia. Keempat hal itu terjadi karena berbagai kekuatan penggerak sejarah menunjukkan tajinya. Dimotivasi oleh semangat menyingkap tabir misteri di balik terciptanya sejarah dan untuk mewujudkan visi Indonesia jaya, buku ini tidak hanya menyuguhkan plurikausal (25 kekuatan penggerak sejarah), tetapi juga menawarkan gagasan tentang cara menggerakkan 25 kekuatan penggerak sejarah itu untuk mewujudkan visi Indonesia jaya di masa depan.
Mi’raj menyampaikan 25 faktor penggerak sejarah yang semuanya terinspirasi dari Carl G. Gustavson dan Kuntowijoyo. Beberapa dari faktor-faktor tersebut adalah agama, ekonomi, dan institusi politik.
“Tak hanya mengemukakan tentang kesinambungan dan perkembangan, sejarah juga pada umumnya menjelaskan tentang pengulangan dan perubahan. Dengan kata lain,” kata Mi’raj, “sejarah menyingkap dan mengungkapkan hal-hal yang berkelanjutan, bertambah kaya, dan semakin variatif, terjadi kembali, dan berubah pada masa lampau alias dalam kehidupan umat manusia.”
Pada intinya, Mi’raj ingin mengatakan bahwa yang ada dalam sejarah dalah plurikausal, bukan monokausal. Kita tidak bisa membaca sebuah peristiwa dari satu perspektif tertentu, tetapi dari banyak faktor yang memengaruhi momen-momen terjadinya peristiwa sejarah. Dalam hal ini, menurut Mi’raj, perlu ada pandangan objektif dalam mengamati suatu peristiwa sejarah. Objektif di sini berarti berdasarkan fakta dan data yang mendukung kesahihan sebuah peristiwa.
Last but not least, Mi’raj menekankan pentingnya buku ini sebagai medium untuk menyadarkan khalayak tentang banyaknya faktor penggerak sejarah dan kita mestinya menjadi para pelaku di dalamnya. Karena itu, jangan fokuskan perhatian kita pada salah satu saja, tetapi harus pada ragam faktor tersebut. Terutama dalam soal politik, banyak orang fokus membaca sejarah pada hal itu saja. Padahal, faktor-faktor lain juga seperti budaya dan agama sangat penting.