Rasionalisme dan Internasionalisme Tan Malaka

Kelas keempat Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) angkatan IX berlangsung via Zoom kemarin, 02 November 2021. Sejarawan Bonnie Triyana hadir untuk berbicara rasionalisme dan internasionalisme Tan Malaka, seorang tokoh bangsa yang berkontribusi besar dalam pembentukan republik ini.

Banyak buku membahas Tan Malaka tetapi buku-buku tersebut, menurut Bonnie, lebih banyak berbicara tentang biografi Tan Malaka sementara pemikiran-pemikirannya tidak begitu tereksplorasi. Pada kesempatan ini, ia berusaha menyajikan pembacaan-pembacaan terhadap Tan Malaka dari segi filosofisnya, terutama dalam soal rasionalisme yang tertuang dalam karyanya, Materialisme, Dialektika, dan Logika (Madilog) dan internasionalisme.

Dalam sejarahnya, buku Madilog memang sengaja ditulis Tan Malaka sebagai respons terhadap gairah pemikiran orang-orang Indonesia yang cenderung percaya mitos. Ketika seseorang terkena penyakit, misalnya, mereka cenderung percaya bahwa itu adalah guna-guna, bukan malah berpikir bahwa itu merupakan persoalan medis.

“Kenapa bukan materialisme, dialektika historis seperti yang telah dikemukakan oleh Karl Marx? Ini satu ikhtiar dari Tan Malaka untuk membawa Madilog ini sebagai sebuah senjata berpikir untuk kelas buruh, untuk rakyat Indonesia. Dan, satu ikhtiar dia untuk membumikan metode ini ke dalam situasi di masyarakat Indonesia,” kata Bonnie.

Madilog ini juga bisa dikatakan sebagai sebuah ikhtiar dari Tan Malaka melihat perkembangan peradaban umat manusia di mana perkembangan umat manusia di Eropa jelas berbeda dari perkembangan peradaban umat manusia di Indonesia.

“Pandangan Karl Marx tentang peradaban masyarakat, itu ‘kan dimulai dengan masyarakat komunal yang kemudian tumbuh menjadi feodal, kemudian tumbuh menjadi kapitalis, dan setelah ada revolusi perjuangan kelas, akan terbentuk suatu masyarakat sosialis,” lanjut Bonnie.

Sementara itu, Tan Malaka melihat bahwa perkembangan peradaban masyarakat Indonesia belum mencapai suatu perkembangan yang sesuai dengan apa yang dialami masyarakat di Eropa. Masyarakat Eropa mengalami beberapa perkembangan yang melahirkan revolusi industri dan semacamnya sementara masyarakat Indonesia tidak demikian.

Terkait internasionalisme, Bonnie mengaku sulit untuk memetakan pikiran-pikiran Tan Malaka. Namun, Tan Malaka jelas seorang nasionalis. Bahkan, ia berkontribusi dalam ide-ide membangun republik ini.

Dida Darul Ulum – MI