Ragam Ideologi dalam Sejarah Pergerakan Indonesia

Kelas perdana Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa (SPPB) angkatan IX sudah berlangsung via Zoom bersama AG Eka Wenats Wuryanta sebagai narasumbernya pada Selasa, 12 Oktober 2021. Sebagai pembuka dari seluruh rangkaian program, kelas ini fokus pada ragam ideologi yang berkembang dalam sejarah pergerakan Indonesia, khususnya sosialisme yang banyak digandrungi para pendiri bangsa.

Menurut Eka, ada beberapa konteks sejarah yang tidak bisa diabaikan. Sebab, membaca sejarah pergerakan Indonesia tidak bisa lepas dari beragam pengaruh sejarah dunia pada umumnya. Kajian-kajian Marxisme, misalnya, tidak muncul begitu saja dalam alam pikiran para pendiri bangsa tetapi ada semacam kesamaan ide yang relevan sehingga Marxisme menjadi pisau analisis untuk memberikan masyarakat kesadaran bahwa kolonialisme nyata.

Konteks pertama adalah konteks budaya. Kedua, konteks sosial. Ketiga, konteks politik dan sejarah. Keempat, konteks kontestasi ideologi. Bagi Eka, kalau kita berbicara tentang pemikiran para pendiri bangsa, sebetulnya tidak akan jauh dari sekitar akhir abad 19 dan paruh awal dari abad 20.

“Jadi, kalau kita membayangkan konteks sejarahnya, kita tidak jauh dari lanskap pergerakan kebangsaan Nusantara … dan memang pengaruh sosialisme mengambil rupa dan mengambil wajah-wajah tertentu dari kondisi asli, kondisi masyarakat Nusantara pada waktu itu,” katanya.

Selanjutnya, Eka juga menerangkan bagaimana pertarungan ideologi dunia yang sedang berkembang sampai ide sosialisme begitu populer dalam alam pikiran pendiri bangsa. Sehingga, ada titian lanjutan dari segi historisitas kelokalan, perjuangan kelas, dan cita-cita kemerdekaan yang bertaut dengan isu-isu kebangsaan dan keagamaan.

“Apa yang perlu dilihat dalam konteks ini adalah bahwa kita memang harus tetap memperhatikan sosialisme dan nasionalisme itu memang melekat di dalam sejarah lokal Nusantara. Dapat dikatakan bahwa sosialisme, misalnya, pada beberapa paham varian justru sudah masuk ke dalam percaturan relasi sosial masyarakat Nusantara pada waktu itu,” tegasnya.

Eka juga menjelaskan kelanjutan ide sosialisme dan kelindan-kelindannya sampai saat ini dengan menawarkan apa yang ia sebut sebagai working socialism, sosialisme yang terus “bekerja” dalam merespons perkembangan zaman.

Dida Darul Ulum, Megawati Institute