Peta Pergerakan Perempuan di Indonesia

Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa kembali berlangsung pada Selasa, 03 September 2019, membahas peta pergerakan perempuan Indonesia di Megawati Institute. Hadir sebagai pemateri Ruth Indiah Rahayu, peneliti feminis.

Ruth fokus menjelaskan bagaimana peta pergerakan perempuan di Indonesia punya pengaruh signifikan sampai saat ini. Di antaranya, kongres perempuan yang berlangsung pada 22 Desember 1928. Menurutnya, cikal bakal pergerakan perempuan sekarang, bila ditelusuri, berasal dari kongres tersebut. Tapi, sayangnya pergerakan perempuan sekarang mengalami tantangan di mana kampanye domestikasi perempuan marak kembali.

Menurut Ruth, berbicara tentang gerakan perempuan memiliki kaitan atau hubungan dengan gagasan feminisme. Dan, setiap orang pasti punya pandangan yang berbeda-beda dalam membaca sejarah kita. Sebab, sejarah Indonesia luar biasa luasnya dan cara kita membaca pun bisa berbeda.

“Saya pun mungkin agak berbeda dengan kawan yang lain dalam membaca sejarah Indonesia, khususnya tentang sejarah pergerakan perempuan di Indonesia. Pendekatan saya mungkin lebih banyak kepada pendekatan pemikiran. Jadi, tidak dalam arti historiografi yang kronologis waktu,” katanya.

Ruth memandang bahwa masa itu penting sebagai momen-momen yang membatasi kapan suatu pemikiran ini lahir yang mana terjadi perdebatan dan lain-lain. Tapi, yang tak kalah penting adalah pembacaan sejarah dalam konteks pemikiran yang mana pemikiran-pemikiran tersebut penting kita paham.

“Seluruh problem kita sekarang hanya memahami tentang orang, tetapi  gagasan-gagasannya suka kita lupakan. Artinya, gagasan itu sendiri menyejarah sebenarnya. Dalam  gerakan perempuan pun sampai pada strategi pembebasan perempuan sendiri yang menyejarah. Menyejarah artinya memiliki satu proses waktu yang awal, dari munculnya sampai sekarang pun itu bisa  berbeda-beda,” tambah Ruth.

Ruth menekankan bahwa pembacaan atas sejarah pergerakan perempuan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari seorang Kartini. Dari Kartini, lahir gagasan-gagasan pembebasan perempuan yang dimotori tokoh-tokoh perempuan lain seperti Maria Ulfah dan SK Trimurti. Ruth fokus mendiskusikan sejarah pergerakan perempuan dalam konteks pemikiran, dari awal sejarah kongres perempuan hingga gerakan perempuan sekarang.

Dida Darul Ulum – MI